Selasa, 12 Juli 2011

contoh proposal PL

PENGARUH BERBAGAI MACAM PUPUK KANDANG DAN TAKARAN HARA N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus. L)






OLEH
ADI PUTRA
Proposal penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian
FAKULTAS PERTANIAN
UNIPERSITAS BATURAJA
BATURAJA
2011


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu -
labuan (Cucurbitaceae) yang sudah pupuler di dunia. Menurut sejarah tanaman mentimun berasal dari Benua Asia. Beberapa sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan (Rukmana, 1994). Tanaman mentimun berasal dari bagian Utara India yakni tepatnya di lereng Gunung Himalaya, yang kemudian menyebar ke wilayah meditran. Di wilayah tersebut, telah di temukan jenis mentimun liar, yakni Cucumie hordwichi (Tyndall, 1987).
Penyebaran dan produksi mentimun di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Luas areal pada lokasi - lokasi baru di Propinsi Sumatra Selatan sendiri luas areal lahan penanaman sebesar 2.463 Ha dan hasil 43,99 kg per Ha dari produksi 0,832 ton per tahun (Biro Pusat Stastistik (BPS), 2009).
Di Indonesia, tanaman mentimun ditanam didataran rendah. Daerah penyebaran yang menjadi pusat pertanaman mentimun adalah Propinsi Jawa Barat, daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah. pengembangan budidaya mentimun menjadi urutan ke empat setelah cabai, kacang panjang dan bawang merah dari jenis sayuran komersial yang di hasilkan di Indonesia (Rukmana, 1994).
Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang banyak di konsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Meskipun bukan tanaman Indonesia, tetapi mentimun sudah sangat di kenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis sayuran ini dengan mudah ditemukan hampir seluruh pelosok Indonesia.
mentimun juga dikenal dalam dunia kesehatan sebagai obat batuk, penurunan panas dalam, bahkan mentimun yang dikukus dan di simpan sehari semalam lalu di diamkan langsung akan berkhasiat mengurangi sakit tenggorokan dan batuk - batuk.
Dalam proses pengembangan tanaman mentimun sering mengalami kendala, terutama dalam hal sifat fisik dan kimia tanah. Tanah yang kurang subur menyebabkan produksi menurun. Untuk itu dalam penanaman mutlak diperlukan pengolahan tanah dan penambahan usur hara. Dalam hal ini dapat dilakukan pemanfaatan pupuk kandang dan pemupupukan anorganik sebagai solusi yang dapat dilakukan.
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis, yaitu padat dan cair. Walau pun demikian, sepertinya orang enggan berbicara kotoran cair yang berupa urine ternak (Anonim, 2002).
Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman mentimun. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang mengalami penguraian oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain, yaitu jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan dan penyimpanan sebelum diaplikasikan. Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan tanah permukan (top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah (Musnamar, 2006).
Manfaat pupuk kandang bagi tanaman semusim selain untuk menyuburkan tanaman juga dapat meningkatkan efisensi pengunaan pupuk kimia, sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat secara nyata dikurangi. Kemampuan pupuk kandang untuk menurunkan dosis penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupupukan telah dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (padi, jagung dan kentang) maupun tanaman sayur – sayuran (kacang panjang, timun, terong (Rusmaili, 2011). Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman mentimun menurut (Nurtika dan Sumarna, 2001) 30 ton/ha, sedangkan menurut (Intan, 2010) kebutuhan pupuk kandang 25 ton/ha. Pupuk sapi merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan lendir, dalam keadaan demikian peranan jasad renik untuk mengubah bahan-bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara yang tersedia dalam tanah, juga mencukupi keperluan pertumbuhan dan meningkatkan hasil produksi tanaman seperti jenis sayura-sayuran buah (timun, labu-labuan, belewah). Pupuk sapi, karena pupuk ini merupakan pupuk dingin sebaiknya pemakaian dilakukan 2 minggu sebelum tanam (Intan, 2010).
Pupuk anorganik merupakan hasil industri atau hasil dari pabrik. Pupuk ini mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman, pada umumnya pupuk anorganik mengandung unsur hara yang tinggi. Dalam pertumbuhan tanaman, unsur nitrogen berperan memperkuat kayu tanaman, meningkatkan kualitas buah, meningkatkan ketahanan terhadap hama, penyakit dan kekeringan (Sinaga, 1999).
Pupuk anorganik diberikan dua minggu setelah pemberian pupuk kandang, ada pun takaran pemberian pupuk Urea 4,25 gr/tanaman, SP36 3,2 gr/tanaman dan KCL 3 gr/tanaman (Lingga, 1991). Sedangkan menurut (Intan, 2010) takaran dosis pupuk kimia untuk tanaman mentimun Urea 3 gr/tanaman, SP36 2 gr/tanaman dan KCL 2 gr/tanaman.
Tanaman menyerap N sebagian besar dalam bentuk ion NO3¯ dan NH4¯. Nitrogen merupakan unsur mobil didalam tanaman, oleh karena itu unsur N sangat di butuhkan bagi tanaman selain menambah kesuburan tanah juga meningkatkan hasil produksi (Subagyo, 2009).
Manfaat pupuk N bagi tanaman mentimun adalah untuk merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun. Selain itu nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam pembentukan potosentesis (Jumin, 2007).
Selain itu tanaman mentimun juga membutuhkan unsur (P) karena fungsi fosfor dalam tanaman adalah untuk mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan produk biji-bijian dan memperkuat tumbuh tanaman sehingga tidak muda rebah (Mulyani, 2002).
Kalium (K) juga berperan penting bagi tanaman mentimun, karena pungsi utamanya K adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. Yang tidak bisa dilupakan ialah kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit (Marsono, 2007).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul, pengaruh berbagai macam pupuk kandang dan hara N, P dan K terhadap pertumbuhan dan hasil produksi mentimun.








B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam pupuk kandang dan takaran hara N, P dan K terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.).

C. Hipotesis

1. Di duga pemberian pupuk Urea 3 gr/tanaman, SP36 2 gr/tanaman dan KCL 2 gr/tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman mentimun.
2. Di duga dengan pemberian pupuk kandang (kotoran sapi) selain dapat menambah kesuburan bagi tanaman mentimun juga dapat meningkatkan hasil produksi.
3. Di duga intraksi antara pupuk kandang (kotoran sapi) dan takaran hara N, P dan K dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman mentimun.












II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistematika dan marpologi Tanaman mentimun
Klasifikasi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) (Nawangsih, 2001) dalam tatanama tumbuhan, diklasisfikasikan kedalam :
Kingdom : Plantarum
Divisio : Spermatophyta
Sub dipisio : Angiospermae
Clas : Dikotyledonae
Sub klas : Symperalae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativa L.
Tanaman mentimun termasuk jenis tanaman sayur-sayuran buah (Cucurbitaceae). Beberapa jenis tanaman lain yang masih satu famili dengan mentimun diantaranya semangka, wuluh belewah, dan melon. Berdasarkan cara pemeliharaan mentimun terbagi dua jenis yaitu varietas hibrida diantaranya Hercules dan OP/open polingated (Nawangsih, 2001).
Varietas Hercules diproduksi oleh Chia Tai Seed, Thailand. Tanamn ini pertumbuhanya kuat dan bercabang banyak, tahan terhadap penyakit embun pagi. Buah beragam, tidak berongga, cukup tebal, dan rasanya tidak pahit. Buah berbentuk panjang silindris dan kulitnya berwarna hijau tua.
Buah memiliki ukuran panjang 18 cm dan diameter 4 cm, berat buah 350 – 400gr. Setiap tanaman dapat menghasilkan 5 – 5,5 kg dengan jumlah buah 10 – 16. Umur panen tanaman 35 hts (Cahyono, 2003).
Untuk produksi mentimun hijau yang diramalkan akan mampu menduduki posisi brand image diareal Sumbagsel ini, PT. Tanindo Subur Prima memiliki produk handal, yakni Hercules 56. Hercules 56 adalah mentimunhibrida yang merupakan hasil persilangan yang kini dikembangkan oleh PT. BISI (Benih Inti Subur Intani), Kediri Jawa Timur (Harist, 2001).
Bila dilihat dari segi hasilnya dapat mencapai 5 kg per tanaman, dengan jumlah buah antara 10 – 16 buah pertanaman. Panen pertama biasanya dimulai pada umur 35 hts, sedangkan masa panen mampu bertahan hingga 60 hari setelah tanam. Bila tanaman dalam kondisi yang baik dapat dipanen hingga 17 kali. Ada pun kelebihan lainya adalah penggunaan benih / kebutuhan benih yang cukup hemat yakni antara 750 hingga 800 gr/ha dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm (Harist 2001).
Keungulan komperatif dibandingkan timun sejenis diantaranya : daya tahan terhadap serangan hama penyakit Downy Mildew relatif kuat, penampilan tanaman maupun vigornya kuat dan bercabang banyak, bahkan ada kecendrungan pertumbuhanya kesamping. Pertubuhan menyamping ini tentu sangat positif karena berarti banyak cabang – cabang yang lebih produktif. Di samping, itu buah seragam tidak berongga dengan warna yang hijau tua dan tidak berasa pahit sedikit pun. Potensi tumbuhnya pun cukup luas, yakni dari dataran renda hingga pada dataran yang cukup tinggi (Harist, 2001).
Selama ini timun Hercules lebih menguasai pasar, hal ini dikarnakan pertama sejarah perkembangan dalam pengenalan produk yang memang lebih didahulu daerah, kemudian yang kedua oleh karena orang – orang di daerah ini mengenal lebih dahulu tentang karakteristik timun ini, yakni yang lebih tahan lama, tidak muda keriput sehingga pedagang lebih menyukainya karena memiliki waktu yang lebih panjang untuk memasarkanya (Harist, 2001).
Mentimun hibrida terdiri dari Asian Star 22 dan Pretty swallau. Asian star memiliki ciri - ciri sebagai berikut : 1) banyak percabangan, 2) warna buah putih, 3) panjang buah 15 - 19 cm, 4) diameter 3 - 4 cm, 5) dipanen umur 35 hts. Hercules 56 memiliki ciri - ciri sebagai berikut : 1) percabangan yang banyak, 2) warna buah hijau, 3) panjang buah 15 - 20 cm, 4) diameter 4 cm, 5) umur panen 35-60 hts (Rukmana, 1994).
Pretty Swallow mempunyai ciri - ciri sebagai berikut : 1) buah berbentuk lurus, 2) berwarna hijau, 3) berduri putih, 4) panjang 20 - 21 cm, 5) jenis ini cocok untuk asinan. Shout Swallow mempunuyai ciri - ciri sebagai berikut : 1) warna buah hijau, 2) panjang 45 cm, 3) diameter 3,5 cm. Yang kedua jenis mentimun OP (Open polingated) terdiri dari mars, Pluto dan local. Varitas mars memiliki ciri - ciri sebagai berikut : Umur panen 34 hts, buah muda berwarna hijau dan buah tua berwarna coklat bersisik, panjang 15 - 18 cm. Pluto memiliki ciri - ciri sebagai berikut : umur panen 33 hts, buah muda berwarna hijau muda, buah tua berwarna kuning sampai coklat bersisik, panjang 11 - 1 3 cm. Venus : umur panen 32 hts, buah muda berwarna hijau keputihan dan buah tua berwarna putih sampai kuning, panjang 14 - 18 cm. Lokal : umur panen 30 - 35 hts, warna buah beragam arna putih, hijau keputihan, kuning, coklat panjang antara 12 - 19 cm (Sumpena, 2001).
Tanaman mentimun terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Tanaman mentimun memiliki akar tunggang dengan bulu akar, tetapi daya tembusnya relatif dangkal dangan kedalaman sekitar 30 - 60 cm. Untuk membantu pertumbuhanya penggemburan tanah perlu dilakuan minimal kedalaman tersebut tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air (Imdad, 2001).
Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning - kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman. Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, lunak, menjalar, dan berbulu berair, berbentuk pipih, berambut halus, berbuku – buku, berwarna hijau segar, batang utama dapat menumbuhkan cabang anakan. Luas batang atau buku - buku berukuran 7 - 10 cm dan diameter 10 - 15 mm tergantung varietasnya (Nawangsih, 2001).
Daun mentimun berbentuk bulat lebar, persegi mirip jantung, dan bagian ujung daunya meruncing. Daun ini tumbuh berselang - seling keluar dari buku - buku (ruas) batang. Bunga mentimun berbentuk terompet berwarna kuning bila suda mekar mentimun termasuk tanaman berumah satu artinya bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah, tetapi masih dalam satu tanaman (Rukmana, 2001).
Bunga betina mempunyai bakal buah yang bengkok terletak dibawah mahkota bunga, sedangkan pada mahkota bunga jantan tidak mempunyai bakal buah yang membengkok. Bunga jantan keluar beberapa hari lebih dulu baru bunga betina muncul pada ruas ke enam setelah bunga jantan. Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang bentuk ukuranya bermacam - macam antara 12 - 25 cm dan diameter 2 - 5 cm. Kulit buah mentimun ada yang berbintik - bintik, ada pula yang halus. Warna kulit buah antara hijau keputih - putihan, hijau muda dan hijau gelap sesuai dengan varietas (Cahyono, 2003).

B. Syarat Tumbuh
Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuhan dan tidak membutuhkan perawatan dengan khusus, tanaman mentimun dapat ditanam mulai dataran rendah sampai dataran tinggi 1000 M di atas permukaan laut (dpl).
selama masa pertumbuhanya, tanaman mentimun membutuhkan iklim, sinar matahari cukup (tempat terbuka), temperatur berkisar 21,1 - 26,7˚ C (Prajnata, 2001).
Tanaman mentimun kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Hal ini akan mengakibatkan bunga - bunga yang terbentuk berguguran, sehingga gagal membentuk buah. Demikian juga daerah temperatur siang dan malam harinya berbeeda sangat mencolok, sering memudahkan penyakit tepung atau powdery mldew maupun busuk daun (Kalie, 2001).Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup terhadap lingkungan tumbuhanya. Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga mentimun dapat di tanam dari dataran rendah sampai dataran tinggi (1000 dpl) (Smadi, 2002).
Pada masa pertumbuhan, tanaman sangat cocok ditanam di lahan terbuka dengan suhu berkisar antara 21˚ C - 27˚ C. Panjang atau lama penyinaran, intensitas penyinaran, dan suhu udara, merupakan faktor yang penting karena berpengaruh terhadap munculnya bunga betina. Panjang penyinaran lebih dari 12 jam perhari dengan intensitas dan suhu udara yang tinggi, tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga jantan (Gynoecious ). Sebaliknya, pada panjang penyinaran kurang dari 12 jam perhari, dengan intensitas sinar dan suhu udara yang rendah ternyata tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga betina (monoecious) (Sumpena, 1990).
Tanah merupakan media dasar bagi tanaman, maka harus mampu memberikan lingkungan yang cocok bagi tanaman agar akar tanaman dapat menyerap unsur hara dan air dengan baik. Tanaman mentimun tidak dianjurkan ditanaman pada tanah becek karena akan menyebabkan kematian (Sarief, 1986).

Semua tanah yang digunakan untuk lahan pertanian cocok untuk di tanami mentimun. Supaya produksi yang tinggi dan kualitas yang baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tidak menggenang dan memiliki pH 6 - 7 (Sarief, 1986).
Tanah yang memiliki sifat kimia dan biologinya kurang baik sering kali menghambat partumbuhan mentimun sehingga produksinya menurun dan kualitasnya merendah. Pada tanah masam (di bawah 5) dapat menyebabkan tanaman mentimun unsur hara dan kekurangan garam - garam mineral. Tanah yang becek dapat memudahkan berjangkitnya penyakit layu bakteri. Oleh karena itu pengolahan lahan untuk tanaman mentimun perlu perbaikan drainase, pengolahan tanah, pemberian bahan organik dan pengapuran (Hardjowigeno, 1997).
Apabila tanah bersifat asam perlu diberi kapur dolamit dosisnya ditentukan oleh tingkat keasaman tanah. Semakin rendah pH tanah, semakain banyak kapur dolamit atau kalsiat yang harus diberikan pada tanah. Namun demikian, pada tanah yang terlalu asam tidak dianjurkan untuk di tanami mentimun.

C. Pranan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun
Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman mentimun. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang mengalami penguraian oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan dan penyimpanan sebelum diaplikasikan.
Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan tanah permukan (top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah (Musnamar, 2006).
Pupuk kandang dipilih yang benar - benar matang, pupuk kandang yang masih mentah (basah) akan terurai dulu didalam tanah dengan mengeluarkan panas yang dapat mematikan tanaman. Bila pupuk kandang yang diberikan belum atau tidak disterilisasi maka dapat merusak tanaman sehingga menyebabkan tanaman mati. Terdapat 2 jenis pupuk kandang yaitu : padat dan cair yang biasanya dipergunakan adalah pupuk padat karena lebih mudah mengumpulkanya daripada jenis yang cair. (Lingga, 1991).
Manfaat dari pada menggunakan pupuk kandang adalah Memperbaiki struktur tanah, ini terjadi akibat penguraian yang dilakukan organisme tanah terhadap bahan organik yang terdapat pada pupuk kandang mempunyai sifat pereka yang mengikat butir - butir tanah menjadi butiran yang lebih besar (Hardjowigono, 1997).
Bahan organik yang terkandung dalam pupuk kandang mempunyai daya serap yang tinggi terhadap air tanah. Karena itu pupuk kandang (kotoran sapi) sering kali mempunyai pengaruh tanaman pada musim kering karena dapat menyerap air (Musnawar, 2006).
Menaikan kondisi kehidupan dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh organisme didalam tanah yanga dapat memanfaatkan bahan organik, misalnya pupuk kandang kotoran sapi yang kita berikan pada tanah sebelumnya diserap oleh akar tanaman. peguraian yang dilakukan oleh jasad renik dengan jalan peembusukan peragian dari proses pembusukan ini, semakin banyak juga banyak juga jasad renik memperoleh makanan dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk kandang (kotoran sapi) yang diberikan, semakin banyak pula jasad renik yang dapat hidup didalam tanah. Tetapi pemberian pupuk kandang harus tetap disesuaikan dengan tanaman yang kita budidayakan (Marsono, 1999).

Sebagai sumber zat hara bagi tanaman. Kelebihan pupuk kandang dari pupuk buatan ialah bahwa pupuk kandang kotoran sapi dan kambing. Pemupupukan dengan menggunakan pupuk kandang ini memberikan hasil terbaik dari jenis kotoran hewan yang ada, hal ini di karenakan, sapi dan kambing memakan bermacam - macam jenis daun. Sehingga kotoran yang dihasilkan banyak mengandung nitrat dan amonia, yang baik untuk memperbaiki struktur tanah (Marsono, 1999 : Jumin, 2002).
Untuk meningkatkan produksi tanaman mentimun diperlukan media tanam yang cocok, terutama bahan organik yang berasal dari pupuk kandang (kotoran sapi), pemberian pupuk kandang untuk tanaman mentimun dilakukan pada saat pengolahan media tanam, penggunaan pupuk kandang (sapi) sebagai media tanam yang dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikro organisme tanah (Rukmana, 1994).

D. Peranan Hara N, P dan K Terhadap Pertumbuhan dan produksi Mentimun
Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman ialah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam pembentukan Fotosintesis. Fungsi lain ialah membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainya. Pupuk nitrogen atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.
Pupuk nitrogen dalam bentuk urea sudah menjadi kebutuhan bagi tanaman. Untuk mengetahui kebutuhan hara pada tanaman mentimun perlu dilakukan pemupupukan. Karena pupuk merupakan salah satu unsur hara yang di butuhkan tanaman terutama unsur N.
Untuk meningkatkan hasil produksi tanaman mentimun di perlukan pemupupukan yang tepat sesuai anjuran. Strategi pemberian unsur hara N yang optimal bertujuan agar pemupupukan dilakukan sesuai kebutuhan tanaman sehingga dapat mengurangi kehilangan N dan meningkatkan serapan N oleh tanaman. Untuk mencukupi hara tanaman, maka peningkatan kesuburan tanah secara alami melalui daur ulang nutrisi tanaman, harus di optimalkan mengandalkan perbaikan aktivitas biologis, serta fisik dan kimia tanah.
Nitrogen berasal dari organik (sisa-sisa tanaman / sampah tanaman) yang melapuk, yang ternyata dapat menyuburkan tanah sehingga tanah tersebut mampu untuk pertumbuhan tanaman dan memberikan hasil bagi pertumbuhan mentimun. Pelapukan-pelapukan yang telah melangsung membentuk pupuk organik, sedangkan N yang berasal dari pupuk buatan, misalnya Urea dan ZA.
Tanaman yang kekurangan unsur N (Nitrogen) menyebabkan tanaman tumbuh kerempeng dan tersendat-sendat. Daun menjadi hijau muda, terutama daun yang suda tua, lalu berubah menjadi kuning. Selanjutnya daun mengering mulai dari bawah kebagian atas. Jaringan-jaringanya mati, mengering, lalu meranggas. Bila tanaman sempat berubah, buahnya akan tumbuh kerdil kekuningan dan lekas matang. Kalau pada tanah tersebut tidak diberi pupuk yang mengandung unsur nitrogen maka selamanya tanaman akan tumbuh kerdil (Lingga, 2007).
Gejalahnya berupa menguningnya daun. Kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan sebagai akibat terbentuknya anthocyanin. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman melon warna ini mulai dari ujung daun menjalar ketulang daun selanjutnya berubah warna kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan ini lah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan brwarna merah kecoklatan.Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya.Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini disebabkan menebalnya membran sel daun, sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus kebagian atas.
Fosfor (P) juga berperan penting bagi pertumbuhan mentimun, fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fatide.Merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel, sebagai bagian dari inti sel sangat penting bagi pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO¯4, dan HPO¯4.
Kekurangan unsur hara (P) ini akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti pada tanaman jagung, melon dan semangka. Daun-daunnya berwarna hijau tua atau keabu-abuan mengkilap sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, tangkai-tangkai daun kelihatan lancip-lancip, pembentukan buah jelek merugikan hasil selanjutnya mati. Hal ini di karenakan pertumbuhan sistem perakaran yang buruk dan kurang berfungsi.
Tanah yang kekurangan fosfor pun akan jelek akibatnya bagi tanaman. Gejalah yang tampak adalah warna daun seluruhnya berubah kelewat tua dan sering tanpak mengkilap kemerahan. Tepi daun cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Kalau tanaman berubah buahnya kecil, tampak jelek dan lekas matang. Pada tanah seperti itu perlu diberi pupuk yang mengandung unsur fosfor. Kalau tidak, tanaman akan tetap bernasib jelek dan ahirnya mati (Nurhayati, 1986).
Fosfor terdapat dalam bentuk phitim, nuklein dan fosfatide, merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagai dari bagian inti sel sangat penting dalam pembelahan sel, fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO¯4, dan HPO¯4.
Bahwa fosfor di dalam tanah dapat di golongkan dalam dua bentuk, yaitu bentuk organis dan bentuk anorganis. Di dalam tanah fungsi P terhadap tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organis (Soepardi, 1985).
Pungsi dari P (fosfor) dalam tanaman mempercepat pertumbuhan akar semai, dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya, dapat mempercepat pembungaan, pemasakan buah, biji atau gabah dan juga dapat meningkatkan produksi biji-bijian.
Bahwa fosfor didalam tanah dapat digolongkan dalam 2 bentuk yaitu bentuk organis, dan bentuk anorganis. Di dalam tanah pungsi P terhadap tanaman adalah sebagai zat penbangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organis. Dengan demikian statis, hanya sebagian kecil saja sesungguhnya yang terdapat dalam bentuk anorganis sebagai ion-ion fosfat, sebagai bahan pembentuk fosfor terpencar-pencar dalam tubuh tanaman semua inti mengandung fosfor dan selanjutnya sebagai senyawa-senyawa fosfat di dalam sitoplasma dan memberan sel. Bagian-bagian tubuh tanaman yang bersangkutan dengan pembiakan generatif, seperti dau-daun bunga, tangkai-tangkai sari, kepala-kepala sari, butir-butir tepung sari, daun buah serta bakal biji ternyata mengandung P jadi bagian maksud mendorong pembentukan bunga dan buah sangat banyak di perlukan unsur P (Prajnata, 2002).
Pupuk (K) kalium juga penting bagi tanaman mentimun khususnya pada pembentukan daun, tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengkrut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak merah coklat. Selanjutnya daun akan mengeriting, lalu mati.
Buah tumbuh tidak sempurna kecil, jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan simpan. Kalau menemukan tanda-tanda seperti itu maka segeralah melakukan pemupukan kalium (Rahardi, 1999).
Elemen ini dapat dikatakan elemen yang langsung pembentuk bahan organic, dalam hal ini dapat di tegaskan, bahwa kalium berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan risistensi tanaman terhadap penyakit, meningkatkan kualitas biji/buah.
Kalium diserap dalam bentuk K+ (terutama pada tanaman muda), menurut penelitian kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Pada se-sel zat ini terdapat sebagai ion didalam cairan sel dan keadaan demikian akan merupakan bagian penting dalam melaksanakan turgor, yang disebabkan oleh tekanan osmotis. Selain itu kalium mempunai pungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang, ang berarti apabila tanaman sama sekali tidak diberi kalium, maka asimilasi akan terhenti (Mulyani, 2002).
Kebutuhan (K) ini sesungguhnya cukup tinggi dan dalam hal ini apabila akan K tidak tercukupi akan terjadi translokasi K dari bagian-bagian tanaman yang tua kabagian muda. Berbeda kebagian unsur-unsur N, S dan P ( terdapat dalam protein) tetapi kalium tidak terdapat dalam protein. Protoplasma, selulosa, sehingga diduga bahwa K hanya bersipat sebagai katalisator. Terlepas dari kenyataan ini K mempunyai peranan penting dalam tanaman yaitu dalam peristiwa-peristiwa fisiologis (Marsono, 2003).


Tanaman yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejalah-gejalah seperti daun mengerut atau keriting terutama pada daun tua walau pun tidak merata. Kemudian pada daun akan menimbul bercak-bercak merah coklat, selanjutnya daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya renda, dan tidak tahan simpan. Kalau menemukan tanaman tanda-tanda seperti ini maka segera lah melakukan pemupukan kalium.

















III. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan waktu
Penelitian akan dilaksanakan di Desa Raksa Jiwa Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Juli sampai bulan September 2011.
B. Bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini benih mentimun varietas Hercules, pupuk kandang (kotoran sapi), pupuk Urea, SP36, KCL dan Herbisida. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Traktor, parang, cangkul, meteran, tali rapiah, spayer, dan alat - alat tulis lainya.

C. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Berpola 3 x 3. Dengan faktor pertama berbagai macam pupuk kandang (K) dan faktor kedua pemberian dosis N, P dan K (D) dengan rincian sebagai berikut :
1. Faktor pertama yang terdiri dari. (K)
K1 : pupuk kandang ayam
K2 : pupuk kandang sapi
K3 : pupuk kandang kambing
2. Faktor kedua dosis hara N, P dan K. (D)

D1 : Urea 3 gr/tan, SP36 2 gr/tan, KCL 2 gr/tan
D2 : Urea 3 gr/tan, SP36 2 gr/tan, KCL 2 gr/tan

D3 : Urea 3 gr/tan, SP36 2 gr/tan, KCL 2 gr/tan
Perlakuan di ulang sebanyak 3 kali berdasarkan kelompok, sehingga Semua terdapat 27 satuan kelompok. Pada setiap satuan percobaan terdapat 3 tanaman contoh. Model matematika rancang yang digunakan dalam penelitian ini
: Yijk = µ Kj + (α + β + αβ) + ε
Dimana
Yij : Nilai pengamatan pada perlaku ke - i
µ : Nilai rata - rata (mean) harapan
Kj : Pengaruh kelompok ke - j
α : Alpa pengamatan perlakuan A
β : Beta pengamatan perlakuan B
αβ : Pengamatan perlakuan A dan B
ε : Pengaruh galat
i : Tingkat / perlakuan
j : Banyaknya kelompok
Data yang diperoleh dianalisis secara stastistik dengan menggunakan sidik ragam (uji F). Apabila sidik ragam berpengaruh nyata maka dengan pengujian analisis nilai nilai tengah perlakuan dengan uji BNT.

D. Cara Kerja
1. Pengolahan lahan
Luas lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 22 m x 10 m. Pengolahan, tanah diolah dengan membersihkan lahan dari tanaman pengganggu atau gulma. Selanjutnya dilakukan pembajakan tahap pertama yang bertujuan untuk membalikan tanah.
Pembajakan kedua dilakukan satu minggu setelah dari pembajakan pertama, yang bertujuan untuk menggemburkan dan meratakan tanah. Sesudah pembajakan kedua lalu dilakukan pembuatan petakan yang berukuran 2m x 2m dan jarak antara petakan 50 cm sedangkan jarak antar ulangan 1 meter.

2. Pemberian pupuk kandang
Pemberian pupuk kandang dilakukan dengan cara disebar merata dipermukaan petakan, dengan dosis pupuk kandang 10 kg perpetakan. Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah selesai pembuatan petakan (Intan, 2010).

3. Penanaman
Penanaman dilakukan 2 minggu setelah pemberian pupuk kandang. Dengan cara ditugal sedalam 5 cm, setelah lubang tanam dibuat kemudian benih dimasukan kedalalam lubang tanam sebanyak 2 butir yang di campur puradan sebanyak 2 butir perlubang. Varietas yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Hercules dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm (Harist, 2001).

4. Pemberian pupuk anorganik (N, P dan K).
Pemberian dosis pupuk N, P dan K yang dilakukan pada saat tanam mentimun berumur 10 hts, dengan dosis pupuk sesuai perlakuan. Pemberian dosis pupuk kedua dilakukan pada saat tanaman memasuki fase generatif (masa pembungaan) (Intan, 2010).

5. Pemasangan ajir
Pemasangan ajir dilakukan sebelum tanam, agar tidak mengganggu atau merusak perakaran tanaman mentimun. Ajir yang digunakan adalah bambu yang berukuran 2 m, yang dipasang secara berpasangan kemudian diatas ajir dibentangi dengan tali rapiah.

6. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan selama masa penelitian meliputi : penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pagi dan sore hari (itu kalau dimusim kemarau), pengendalian hama dan penyakit menggunakan intektisida dan festestisida dilakukan dengan cara penyemprotan satu minggu sekali. Sedangkan pengendalian gulma dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam, menggunakan tangan atau koret sampai ahir penelitian.

7. Panen
Panen mentimun dilakukan setelah tanaman ditanadai dengan ciri buah yang dapat dipanen adalah buah yang berukuran besar, atau tergantung pada jenis varietasnya. Cara panen dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting (Harist, 2001).
E. Peubah yang diamati
1. Tinggi tanaman (m)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setelah akhir pemanenan yang diambil satu tanaman sample/contoh dari masing-masing petakan, yang diukur dari pangkal tanaman sampai ke titik ujung tanaman.
2. Umur berbunga (hari)
Umur berbunga di hitung pada saat tanaman berbunga mekar pada masing-masing petakan atau 60 % tanaman mentimun berbunga, yang diambil satu tanaman contoh.

3. Umur panen (hari)
Umur panen dihitung sejak pemanenan buah pertama dari masing - masing petakan sampai ke akhir pemanenan yang dapat di hitung.


4. Berat kering tanaman (gr)
Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman (tanpa buah) setelah terlebih dahulu dikeringkan dalam pengoven pada suhu 70 ˚C selama 48 jam. Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian pada masing-masing satu tanaman contoh/sampel.

5. Jumlah buah
Dihitung pada saat setiap panen pada masing-masing tanaman sampel/tanaman contoh sampai pada saat akhir pemanenan.

6. Berat buah (kg)
Berat buah tanaman dihitung dengan menimbang buah yang di panen pada setiap tanaman contoh/sampel, pada setiap kali pemanenan.













DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002. Program Penyuluhan Pertanian. Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Tanggerang.
Biro Pusat Stastistik, 2009. Diktorat Bina Program Tanaman Pangan. Yogyakarta
Hardjowigeno, 1997. Dasar-Dasar ilmu tanah. Erlangga. Jakarta.
Intan, 2010. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaanya. Penebar Swadaya Jakarta.
Imdad, 2001. Sayuran Jepang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Jumin, 2007. Pengaruh Komposisis Media Tanam dan Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Melon. Kaninsius. Yogyakarta.
Kalie, 2001. Teknik Budidaya Mentimun Hibrida. Kanisisu. Yogyakarta.
Lingga, 1991. Aneka Jenis Tanam dan Pengunaanya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Musnamar, 2006. Pranan Pupuk Kandang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mulyani, 2002. Pranan Pupuk fosfor Terhadap Tanaman Sayuran. Sinar Baru Algesindo. Bandung.
Marsono, 2007. Serapan Unsur Kaliun di Dalam Tanah. Depok Estate.
Nurtika dan Sumarna, 2001. Dosis Pupuk Kandang Untuk Tanaman Semusim. CV. Simelex Argo Media Pustaka. Depok Estate.
Nurhayati, 1986. Pranan Pupuk fosfor Untuk Tanaman Semusim. PT. Argo Media Pustaka. Depok Estate.
Nawangsih, 2001. Budidaya Mentimun Intensif. Penebar Swadaya Jakarta.
Tyndall, HD. 1987. Sumber Sejarah Tanaman Mentimun. The Macmillan Press Ltd. London.
Rahardi, 1999. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Unipersitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Rukmana, R 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius. Yogyakarta.
Rusmaili, 2011. Manpaat Dari Penggunaan Pupuk Organik. Erlangga. Jakarta.
Sinaga, 1999. Berbagai Macam Jenis Pupuk kandang. Abdi Tani. Edisi IX. Vol. 2.no.6.
Subagyo, 2009. Pemupukan Yang Efektif. PT. Agro Media Pustaka. Depok.
Sumpena, 2001. Kiat Bercocok Tanam Sayuran Organik. Lembaga Sehat Dompet Dhuafa Republika.
Smadi, 2002. Teknik budidaya mentimun. Deptan. Jakarta.
Sarif, 1986. Kunci Bercocok Tanaman Sayur-Sayuran Penting di Indonesia. Sinar Baru Algessindo. Bandung.
Cahyono, 2003. Budidaya Tanaman Mentimun. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.
Soepardi, 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Tanah. Erlangga. Jakarta.